Kamis, 10 November 2011

Apakah Pemeriksaan Darah Itu??

Pemeriksaan darah merupakan alat diagnosis yang sangat berguna. Darah tersusun oleh berbagai jenis sel dan senyawa lainnya, terutama berbagai macam garam dan protein tertentu. Bagian cairan darah disebut plasma. Ketika darah menggumpal di luar tubuh, sel-sel darah dan beberapa protein menjadi padat. Bagian cairan yang tersisa disebut serum, serum ini dapat digunakan dalam pemeriksaan kimiawi dan dalam pengujian untuk mengetahui bagaimana sistem kekebalan tubuh melawan penyakit. Para dokter atau paramedis dapat mengambil sampel darah dan menumbuhkan organisme yang menular yang menyebabkan penyakit agar dapat melihatnya di bawah mikroskop.

Bagaimana pemeriksaan darah dilakukan?
Sampel darah untuk pemeriksaan dapat diambil dari pembuluh vena (yang membawa darah menuju jantung) atau dari arteri (yang membawa darah keluar dari jantung).
Jika hanya diperlukan beberapa tetes saja (contohnya untuk memantau gula darah pada penderita diabetes), cukup dengan satu tusukan kecil pada ujung jari yang kemudian darahnya dipencet keluar.

Kebanyakan pemeriksaan darah diambil dari pembuluh darah vena, biasanya dari daerah lengan, tepatnya di daerah siku. Pertama, sebuah tali pembendung (turniquet = alat untuk menghentikan aliran darah/perdarahan) diikatkan pada lengan bagian atas supaya pembuluh darah menonjol. Walupun agak ketat namun jalannya pengambilan sampel darah menjadi lebih mudah dilaksanakan. Tempat suntikan pada lengan kemudian dibersihkan dengan alkohol dan jarum disuntikkan ke dalam pembuluh darah. Jarum suntik terpasang pada tabung pemeriksaan hampa udara atau vakum, atau pada syringe (suntikan) dimana plunger (alat penyedot) ditarik ke belakang supaya darah mengalir ke dalam syringe. Ketika jumlah darah yang diperlukan telah diperoleh, jarum suntik dilepas dan sebuah bola kapas kecil diletakkan di atas luka. Bola kapas sebaiknya ditekan selama 1 – 2 menit sebelum ditempelkan sebuah plester.

Jika darah diambil dari arteri, biasanya dilakukan di pergelangan tangan dimana pembuluh nadi terletak sangat dekat dengan kulit. Hal ini mungkin membuat tidak nyaman karena dinding pembuluh arteri memiliki syaraf perasaan sakit yang lebih banyak daripada dinding pembuluh darah vena. Setelah mengambil darah dari arteri, secepatnya letakkan bola kapas pada tempat dimana suntikan dilakukan selama 5 menit untuk menghentikan perdarahan.

Sebagian orang sangat peka terhadap suntikan dan pemandangan akan darah dan dapat merasa seperti mau pingsan ketika sampel darah diambil. Hal tersebut sudah biasa terjadi dan dapat dikurangi dengan posisi duduk atau berbaring ketika sampel darah diambil. Jika anda merasa hendak pingsan, segera beritahukan kepada dokter atau paramedis yang akan mengambil darah anda.

Setelah sampel darah diperoleh, selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium. Untuk keperluan pemeriksaan ini sampel darah dibagi menjadi 3, yaitu : sampel darah utuh (whole blood), plasma dan serum. Whole blood biasanya digunakan untuk pemeriksaan sel-sel darah, kadar hemoglobin (Hb), biakan kuman, dsb. Plasma digunakan untuk pemeriksaan koagulasi, dan serum digunakan untuk pemeriksaan kimia darah dan imunoserologi.


Apa yang diperiksa di dalam darah?
Darah mengandung 2 unsur pokok, yaitu cairan yang disebut plasma dan sel-sel darah. Ada 3 macam sel darah, yaitu : sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (lekosit) dan trombosit (platelet). Untuk mendapat informasi yang dibutuhkan dari darah, petugas laboratorium klinik melakukan beberapa pemeriksaan, termasuk di dalamnya adalah perhitungan jumlah sel darah, kadar hemoglobin (zat warna merah darah) dan gambaran/morfologi sel darah. Pemeriksaan morfologi sel darah dilakukan dengan membuat apusan darah, yaitu lapisan darah yang diletakkan pada kaca preparat supaya dapat dilihat sel individual di bawah mikroskop.
Pemeriksaan tersebut meliputi sebagai berikut :
  1. Pemeriksaan Sel Darah Merah (Eritrosit)Eritrosit mengandung hemoglobin, yaitu zat warna merah darah yang bertugas membawa oksigen yang sangat diperlukan oleh tubuh. Pemeriksaan sel darah merah ini terdiri dari :
    • Jumlah eritrosit. Pengujian ini untuk mengetahui jumlah sel darah merah dalam darah.
    • Kadar hemoglobin (Hb). Jika seseorang menderita kurang darah atau anemia, kadar hemoglobin akan menurun. Dan jika seseorang mengalami dehidrasi atau kurang minum, maka kadar Hb bisa meningkat.
    • Hematokrit (Hct). Pengujian hematokrit mengukur atau menghitung volume total sel darah merah dalam darah. Dalam praktek, hal tersebut dilakukan dengan pemutaran atau pemusingan tabung reaksi berisi darah hingga bagian paling berat dari darah yaitu sel darah merah mengendap pada bagian bawah tabung. Kemudian volumenya dihitung. Hampir semua jenis anemia akan menyebabkan hematokrit rendah (volume sel darah merah rendah). Hematokrit tinggi dapat terjadi jika seseorang kurang minum atau kekurangan cairan (dehidrasi) seperti yang terjadi pada diare, luka bakar, demam berdarah dengue, dsb.
    • MCV (Mean Corpuscular Volume). Pengujian ini mengukur rata-rata volume sel darah merah. Jika seseorang menderita anemia, kadar hemoglobinnya akan selalu kurang dari normal. Tetapi ukuran sel darah merah tergantung pada tipe anemia yang diderita.
    • MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin). Pengujian ini mengukur rata-rata hemoglobin dalam sel darah merah. Orang yang menderita anemia akan memiliki MCH yang rendah.
    • MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration). Pengujian ini mengukur rata-rata kadar Hb dalam tiap sel darah merah.
    • Gambaran sel darah merah. Pengujian ini dilakukan dengan mengamati sediaan apus darah di bawah mikroskop untuk mengetahui bentuk dan warna sel darah merah. Jika sel darah merah warnanya pucat, itu tandanya anemia. Jika sel darah merah mempunyai bentuk yang aneh, seperti sel sabit mungkin disebabkan karena anemia anemia pernisiosa; atau terlihat pecah-pecah seperti pada anemia hemolitik, dsb. Pada pengujian ini juga dapat diketahui adanya infeksi parasit, misalnya malaria.
  2. Pemeriksaan Sel Darah Putih (Lekosit)Sel darah putih bertugas sebagai tentara tubuh, melawan patogen (bakteri atau virus) penyebab sakit. Ada berbagai macam/jenis sel darah putih yang masing-masing memiliki tugas yang berbeda, misalnya sel neutrofil bertugas menghalau bakteri, limfosit yang bertugas menghalau virus dengan mengeluarkan protein kekebalan tubuh, dsb. Pemeriksaan sel darah putih terdiri dari :
    • Jumlah lekosit. Pengujian ini untuk mengukur jumlah sel darah putih dalam darah. Jumlah lekosit bisa naik pada infeksi bakterial, perdarahan, leukemia (kanker darah), luka bakar, dsb. Jumlah lekosit turun pada infeksi oleh virus atau karena maslah autoimun, dimana antibodi yang seharusnya melawan patogen malah menyerang sistem imun tubuh.
    • Hitung differensial lekosit. Pengujian ini untuk mengetahui jumlah dari tiap jenis sel darah putih, seperti neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, basofil, dll.
  3. Pemeriksaan Trombosit (Platelet)Trombosit atau platelet adalah sel yang sangat kecil di dalam darah yang menggumpal pada tempat luka dengan pembuluh darah. Trombosit membentuk dasar sumbatan darah yang terbentuk jika anda luka. Jumlah platelet yang rendah bisa membuat orang mudah berdarah meskipun tanpa luka. Penyebab perhitungan trombosit rendah antara lain penyakit autoimun, dimana tubuh menghasilkan antibody untuk trombosit anda sendiri, kemoterapi, leukemia, pengobatan tertentu dan infeksi virus, misalnya virus dengue yang menyebaban demm berdarah dengue (DBD), dimana jumlah trombosit menurun. Jumlah trombosit tinggi bisa membuat orang tambah mudah terkena penggumpalan darah. Perhitungan trombosit tinggi ditemukan dalam kondisi yang menyangkut sumsum tulang, seperti leukemia myeloid kronis dan kanker.

Apakah pemeriksaan koagulasi darah itu ?
Akan dibutuhkan pengujian-pengujian yang lebih banyak jika pasien ditemukan menderita kelainan koagulasi ( pembekuan ) darah, sehingga darah tidak dapat menggumpal dengan semestinya atau jika gumpalan terlalu kenyal/keras.
Ketika pembuluh darah rusak, biasanya penggumpalan darah yang kecil terbentuk dari dalam. Penggumpalan ini terbentuk dari trombosit dan protein-protein dari plasma darah yang disebut faktor koagulasi atau faktor pembekuan darah. Pemeriksaan ini misalnya : masa protrombin (prothrombin time), masa tromboplastin parsial (partial thromboplastin time), kadar fibrinogen, dan sebagainya.
Pemeriksaan koagulasi dilaksanakan secara rutin untuk pasien yang sedang menjalani pengobatan pengenceran darah seperti warfarin. Para dokter akan mengubah dosis pengobatan tergantung pada hasil pemeriksaan.


Apakah pemeriksaan kimia darah itu?
Cairan darah yang disebut serum mengandung berbagai macam zat penting untuk tubuh, seperti glukosa, protein, lemak, elektrolit, enzim-enzim dan sebagainya. Zat-zat itu dapat diukur kadarnya dengan pemeriksaan secara kimia melalui pengujian laboratorium yang menggunakan bahan-bahan kimia. Seseorang menderita Diabetes Mellitus (DM) jika kadar gula (glukosa) dalam darahnya tinggi; penderita gout/pirai atau rematik memiliki kadar asam urat yang tinggi dalam darahnya; kadar ureum, kreatinin meninggi pada penderita kelainan ginjal, dan sebagainya.
Untuk pemeriksaan kimia klinik, sampel darah yang diambil dari pasien akan dipusingkan atau diputar dengan menggunakan alat pemusing (centrifuger) dengan tata cara tertentu sehingga serum dan sel darah terpisah. Serum kemudian diperiksa untuk mengukur zat-zat sesuai dengan permintaan dari dokter/klinisi.
Untuk pemeriksaan tertentu pasien diharuskan untuk puasa selama 8 - 12 jam sebelum diambil sampel darah. Jenis pemeriksaan laboratorium untuk keperluan ini misalnya pemeriksaan glukosa darah, asam urat, profil lemak (kolesterol, trigliserid, HDL dan LDL), profil besi.


Apakah pemeriksaan imunoserologi itu?
Seseorang yang terinfeksi oleh virus atau patogen lain, di dalam tubuhnya akan terbentuk antibodi (zat kekebalan) terhadap virus atau patogen tersebut. Infeksi yang terjadi bersifat akut atau kronis dapat diketahui dengan memeriksa antibodi (sejenis protein) dan antigen (virus atau patogen) yang ada dalam darah. Misalnya, seorang penderita dinyatakan mengidap Hepatitis B setelah hasil pemeriksaan HBsAg (+); seseorang dinyatakan mengidap HIV jika hasil pemeriksaan anti-HIV (+); seseorang dinyatakan terinfeksi cytomegalovirus (CMV) jika hasil pemeriksaan IgM/IgG anti-CMV (+), dan sebagainya.

Untuk mengetahui apakah seseorang menderita tumor/kanker dilakukan pemeriksaan petanda tumor, misalnya pemeriksaan alfa feto protein (AFP), CEA, PSA, dll. Untuk mengetahui kadar hormon tertentu, seperti hormon tiroid, dilkukan pemeriksaan T3, T4, TSH.


Apakah pemeriksaan biakan kuman itu?
Pemberian antibiotika seringkali tidak mampu mengatasi penyakit yang diderita akibat bakteri penyebab sakit sudah tahan (resisten) terhadap antibiotik tersebut. Dengan kata lain, antibiotik sudah tidak mempan lagi mengatasi infeksi bakteri, sehingga penyakit tidak kunjung sembuh. Untuk menentukan jenis antibiotik apa yang tepat, biasanya dokter/klinisi akan meminta meminta laboratorium melakukan biakan kuman dan uji kepekaan obat.

Sampel darah pasien akan diambil beberapa cc untuk selanjutnya dimasukkan dalam media biakan (kultur). Setelah diinkubasi sehari semalam pada suhu tertentu, akan terlihat pertumbuhan koloni bakteri. Proses selanjutnya adalah pengujian untuk menentukan jenis bakteri dan kemudian dilakukan uji kepekaan obat. Sejumlah tablet antibiotik akan diletakkan pada media plate yang telah ditumbuhi bakteri. Sehari sesudahnya dapat dilihat pengaruh antibiotik terhadap pertumbuhan bakteri. Bakteri yang peka (sensitif) terhadap antibiotik terlihat tidak bisa tumbuh di sekitar tablet. Sebaliknya, bakteri yang tahan (resisten) terhadap antibiotik tetap tumbuh di sekitar tablet antibiotik.

Dengan pemeriksaan ini dokter/klinisi dapat memberikan obat (antibiotik) yang tepat untuk pasien.

0 komentar:

Posting Komentar