Kamis, 10 November 2011

Obesitas

Berat badan yang ideal merupakan dambaan banyak orang, apalagi di kalangan kaum hawa yang menginginkan penampilannya selalu terlihat bagus. Banyak yang kemudian berupaya mengatur berat badannya, mulai dari olah raga sampai program diet yang bermacam-macam. Lalu, bagaimana menghitung berat badan yang ideal? Bagaimana dikatakan kelebihan berat badan (overweight) atau kegemukan (obesitas) ?

Dulu, berat badan ideal diukur dengan menggunakan formula Broca, yaitu :
Berat badan normal = ( tinggi badan [cm] – 100 ) kg
Berat badan ideal = ( berat badan normal – 10% ) kg
Kini dinilai lebih tepat menggunakan formula Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI). Cara menghitungnya adalah :
BMI = berat badan (kg) : tinggi badan (meter) kuadrat
Seseorang dikatakan memiliki berat badan yang ideal jika BMI = 20 – 25. Overweight jika BMI antara 25 – 29,9. Jika BMI lebih dari atau sama dengan 30 dikatakan obesitas.

Mengukur kegemukan juga dapat dilakukan dengan membandingkan ukuran lingkar pinggang dan lingkar pinggul. Jika perbandingannya lebih dari 0,78 berarti kegemukan tipe laki-laki (android obesity). Jika kurang dari 0,78 berarti kegemukan tipe wanita (gynecoid obesity). Selain itu ada jenis gemuk model apel (aple shape) dan jenis gemuk model buah pir (pear shape). Gemuk buah apel lebih tidak sehat daripada gemuk buah pir.

Ketebalan kulit juga dapat digunakan untuk menentukan ukuran kegemukan. Dikategorikan kgemuk jika tes “cubitan kulit” lebih tebal dari 2,5 cm.

Sebenarnya tubuh memiliki mekanisme pengatur porsi makan sesuai dengan kebutuhannya. Di otak terdapat “pusat makan” dan “pusat kenyang” yang bekerja secara seimbang. Tetapi kadang mekanisme keseimbangan itu terganggu. Kelebihan berat badan dan obesitas terjadi karena jumlah kalori yang dimakan setiap hari selalu lebih banyak dari jumlah kalori yang digunakan oleh tubuh.

Selain itu ada juga gemuk penyakit. Tubuh terganggu dalam mengolah, menyimpan atau menyajikan makanan akibat adanya gangguan hormon, enzim atau penyakit. Ada juga penyakit karena kelainan genetic tertentu yang menyebabkan badan gemuk luar biasa, bentuk maupun ukurannya (Cushing syndrome dan Stein Laventhal syndrome)

Obesitas memiliki risiko terkena sejumlah penyakit, seperti darah tinggi, diabetes dan karat lemak pada dinding pembuluh darah (atherosclerosis). Gangguan pembuluh darah ini selanjutnya bisa menimbulkan serangan jantung, stroke, kebutaan (retinopathy), payah ginjal akibat nephropathy dan gangrene atau matinya jaringan tungkai dan kaki pada diabetes.

Lemak darah berlebihan pada kegemukan berisiko terjadi batu empedu dan perlemakan hati. Lemak berlebihan juga berisiko terjadinya penyakit kanker.

Banyak cara untuk menurunkan berat badan, namun tidak semua bisa memberikan hasil yang memuaskan. Prinsipnya, mengatur diet agar kalori yang dimakan sebanding dengan kalori yang dipakai, tanpa mengurangi kecukupan semua zat gizi yang diperlukan tubuh setiap hari. Yang perlu dibatasi adalah porsi lemak dan karbohidrat. Protein, vitamin dan mineral tidak boleh sampai kurang. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam diet, yaitu : rendah kalori, tak berefek samping, dan membuang lemak tubuh sebanyak mungkin.

Meperbanyak aktifitas fisik atau olah raga baik untuk membakar kalori yang kelebihan. Selain itu olah raga juga menyehatkan.

Penurunan berat badan tidak boleh drastis, tetapi harus diturunkan secara berangsur-angsur. Jika tubuh kekurangan kalori, maka metabolisme bisa terganggu.

Dalam berdiet, Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk makan yang cukup dan tidak berlebih-lebihan. “Makanlah ketika terasa lapar dan berhentilah makan sebelum kenyang”. Makan sekedar untuk mencukupi kebutuhan tubuh.

0 komentar:

Posting Komentar